Makalah Kepariwisataan 2

Situs Megalitikum Gunung Padang sebagai Objek Wisata Pendidikan

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1.  Latar Belakang Masalah

Situs Megalitikum terletak di pucak Gunung Padang dan berlokasi di Cianjur, Jawa Barat. Situs yang berbentuk punden berundak ini merupakan situs yang dikenal sebagai situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara. Situs ini merupakan situs yang tidak hanya dapat memberikan keindahan bagi para pengunjungnya namun yang sangat penting dapat juga menjadi objek wisata yang bersifat edukatif karena dapat memberikan pengetahuan penting mengenai sejarah, geografi, dll. Kepada masyarakat khususnya pelajar. Situs ini sangat penting dikembangkan menjadi objek wisata edukatif untuk dikunjungi oleh para pelajar karena masih banyak orang yang belum mengenal situs tersebut, disamping itu bangunan reruntuhan tersebut memang menarik untuk dieksplorasi dan dikaji baik secara pemandangan yang tampak dari luar maupun sejarah serta kandungan-kandungan nilai serta tujuan dibuatnya bangunan tersebut hingga para ahli sejarah sangat tertarik untuk meneliti situs yang sangat megah di jamannya tersebut

 

2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang bersifat edukatif di dalam situs megalitikum gunung padang.

 

3. Manfaat Penelitian

Semoga penelitian ini dapat memberikan sumber informasi yang bermanfaat dalam penambahan wawasan mengenai hal-hal yang bersifat edukatif agar dapat dijadikan sarana pembelajaran bagi para pelajar di dalam situs megalitikum gunung padang.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 Definisi

  1. Definisi Wisata

              Wisata adalah berpergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dsb. Wisata juga dapat diartikan sebagai piknik. (Musanef) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

 

  1. Definisi Wisata Edukasi

Wisata edukasi merupakan suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan di dalamnya. Program ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ekstrakurikuler memiliki kualitas dan berbobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum pendidikan. Setiap kali mengunjungi obyek wisata akan disesuaikan dengan ketertarikan obyek dan bidang ilmu yang akan dipelajari. Pada dasarnya, setiap wisata yang memiliki bobot ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai wisata edukasi.

 

  1. Definisi Situs

Menurut KBBI, situs merupakan daerah temuan benda-benda purbakala. Situs lebih mendalam diartikan sebagai sebidang tanah yang mengandung tinggalan purbakala, lokasinya dapat berada di laut atau di darat, di dalam gua, di dasar sungai, atau di pegunungan. Pada situs biasanya ditemukan benda-benda, reruntuhan bangunan, atau struktur kuno yang berusia sedikitnya 50 tahun.

 

 4. Definisi Megalitikum

Zaman megalitikum (mega berarti besar dan lithikum atau lithos berarti batu) disebut juga zaman batu besar. Hasil budayanya berupa bangunan-bangunan besar yang berfungsi sebagai sarana pemujaan kepada roh nenek moyang. Hasil budaya megalitikum meliputi: menhir, batu berundak, dolmen, kubur batu, sarkofagus, waruga, serta berbagai jenis arca berukuran besar.

 

  1. Sejarah Situs Megalitikum Gunung Padang

Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Kata “padang’” dalam bahasa Sunda berarti caang atau terang benderang. Ada juga pengertian lain dari istilah “padang”, yaitu: pa (tempat), da (besar; agung), dan hyang (eyang; moyang; leluhur), dari ketiga kata tersebut kemudian kata ‘padang’ dimaknakan sebagai tempat agung para leluhur. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warungkondang, dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks utamanya kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

Laporan pertama mengenai keberadaan situs ini dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, “Buletin Dinas Kepurbakalaan”) tahun 1914. Sejarawan Belanda, N. J. Krom juga telah menyinggungnya pada tahun 1949. Setelah sempat “terlupakan”, pada tahun 1979 tiga penduduk setempat, Endi, Soma, dan Abidin, melaporkan kepada Edi, Pemilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, mengenai keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun dalam suatu tempat berundak yang mengarah ke Gunung Gede. Selanjutnya, bersama-sama dengan Kepala Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, R. Adang Suwanda, ia mengadakan pengecekan. Tindak lanjutnya adalah kajian arkeologi, sejarah, dan geologi yang dilakukan Puslit Arkenas pada tahun 1979 terhadap situs ini.

 

Pembahasan

Situs megalitikum gunung padang dapat dikatakan sebagai sumber ilmu sebab situs tersebut dapat dipelajari dari banyak bidang yaitu Ilmu arkeologi, geologi, antropologi, sosiologi, sejarah, dll. Situs ini jika dikaji dari bidang geologi dapat dilihat dari komposisi-komposisi yang membentuk tanah, bebatuan, pundek berundak, dll. Jika dikaji dari bidang sejarah didapatkan melalui cerita sejarah situs megalitikum yang dibangun sejak jaman prasejarah yang dipercaya oleh kalangan masyarakat setempat sebagai bukti upaya Prabu Siliwangi membangun istana dalam semalam.

Masih terdapat banyak bidang yang dapat digunakan untuk mengkaji situs tersebut sehingga situs gunung padang sangat bersifat edukatif, namun bidang yang dapat dipelajari dengan lebih mendalam yaitu arkeologi karena bidang tersebut masih diteliti hingga sekarang. Dalam bidang arkeologi, situs tersebut dapat dikaji yang meliputi:

  1. Balok-balok batu yang jumlahya sangat banyak itu tersebar hampir menutupi bagian puncak Gunung Padang,
  2. Dugaan terdapatnya piramida di dua gunung yaitu Gunung Padang dan Sadahurip berdasarkan penelitian tim Katastropik Purba,
  3. Terdapat sejumlah batu atau disebut artefak yang tersusun sedemikian rupa di sudut bagian belakang bagian timur undak pertama situs Gunung Padang yang dapat menghasilkan suara berfrekuensi tinggi seperti nada jika dipukul.

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

 Kesimpulan

Situs megalitikum Gunung Padang merupakan objek wisata yang selain menawarkan keindahan pemandangannya juga merupakan sumber ilmu yang membuat situs tersebut dapat menjadi objek pariwisata yang bersifat sangat edukatif bagi para pelajar dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi seperti mahasiswa yang ingin melakukan penelitian di situs tersebut, karena situs megalitikum tersebut dapat dikaji dari banyak bidang. Situs ini sarat nilai budaya yang sangat tinggi karena merupakan salah satu peninggalan masa prasejarah Indonesia yang sangat berharga sehingga perlu diberi perhatian lebih dari segala sisi, seperti sarana transportasi, fasilitas, pemandu objek wisata, dll. agar dapat mendukung dan memperlancar kegiatan edukasi di situs tersebut sehingga dapat menarik minat banyak masyarakat agar lebih tertarik mempelajari Situs Megalitikum Gunung Padang.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Leave a comment